Hai November, apa
kabarmu sampai detik dan hari ini, masihkah kau bersahabat bersama orang-oarang
baik yang masih peduli dengan sesamanya? Semoga saja. Sampai detik
dan hari di bulanmu ini aku masih setia bersama kisah tentang persahabatan, karena semakin dalam aku menyelami
makna persahabatan membuatku membuka mata hatiku, menyadarkan dunia alam sadarku, dan menjadikanku mengerti tentang arti hadirnya seseorang dalam kehidupanku. Memahamkanku tentang mereka yang bertahan untuk menjaga ikatan walau keadaanya meminta, melepaskan. Mereka yang bertahan walau kehidupan tak lagi bersahabat, dan mereka yang bertahan serta berkorban demi apa yang mereka harapkan menjadi sahabatan bagi kehidupannya.
Ku tulis kisah ini tepat tanggal 10 November yang merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Pada hari itu ribuan pahlawan garuda menanggalkan sayap kebanggaanya, menjadi korban atas upaya mempertahankan kemerdekaan bangsa. Hari yang bersejarah bagi bangsa juga bagi ku, iya bagiku. Hari ini aku menemukan sesuatu yang baru tentang apa itu persahabatan, apa itu teman, dan apa itu kebersamaan. Sesuatu yang aku peroleh bukan secara cuma-cuma, pengorbanan! Itulah yang aku pertaruhkan.
Hari ini aku bersama
anak-anak kampus pergi mencuci otak dan membersihakannya dari kepenatan tugas-tugas kuliah.
Kami pergi ke Sarangan (Tepatnya di Telaga Sarangan, Magetan Jawa Timur) yang tanpa aku tahu harus menempuh rute jalan yang cukup memprihatinkan
Jalan yang terjal dan berliku harus kami lewati, lelah dan letih juga kami
rasakan. Bhakan di tengah jalan kami sempat menghentikan gulir roda sepeda motor kami karena terjalnya jalan. Aku sempat berfikir untuk tidak melanjutkan, namun aku membuka mataku dan menyadari bahwa aku tidak sendiri, mereka teman-temanku ada untuk saling menguatkan serta canda tawa selama perjalanan membuat semua rasa lelah dan letih tak begitu terasa. Aku akui bukan perkara mudah untuk sampai di Sarangan, bahkan di jalan kami sempat melihat kecelakaan karena tidak bersahabtanya sang jalan. Tiap jalan yang kami lewati mengisahkan setiap kebersamaan yang telah tertulis,
goresan roda sepeda motor menjadi saksi bisu kebersamaan kami dari kampus UNS
menuju Sarangan.
Sekitar 5 jam perjalanan telah kami lalui bersama, rasa lelah yang ada terbalas setelah kami sampai di Telaga Sarangan, pemandangan telaga menyapa kami tanpa memberi salam, menyejukan mata serta mendamaikan hati menambah kebersamaan kami semakin berarti. Semua usaha kami untuk dapat sampai ke tempat ini telah terbalaskan. Sejuknya udara dan aneka satwa menjadi pelengkap sempurnanya telaga itu.
Dan hari ini, dari kisah perjalanan kami, aku menyadari satu hal penting dalam persahabatan. Apa yang aku yakini tentang persahabtan diantara manusia adalah bukan kekekalan, namun adalah sebuah kebersamaan. Bukan kebersamaan yang biasa, namun kebersamaan yang terlahir karena pengorbanan. Bukan pengorbanan yang biasa, namun pengorbanan yang berdasarkan atas kepedulian.
Persahabatan, hal yang indah yang aku yakini semua manusia memimpikan akan sahabat terbaik yang dia harapkan hadir dalam kehidupannya, melengkapi hari-harinya, dan tumbuh bersamanya hingga semua hal yang biasa menjadi luar biasa, semua momen yang kurang berharga menjadi istimewa. Karena dengan persahabatan semua yang tidak mungkin mampu menjadi mungkin.
Terima kasih untuk kalian teman-temanku yang telah menambah pengalaman hidupku, untuk setiap momen indah yang tercipta pada 10 November 2013, untuk semua pengorbanan yang telah kita lakukan demi kebersamaan yang aku yakini tak akan pernah aku lupakan. Terima Kasih untuk Ucup, Wakhidun, Ajis, Denny, Ipul, Abu, Juki, Bona, Redza, Restu, Hasan, dan Selamat Hari Pahlawan untuk Pahlawan Indonesia.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar