Hai November, sampai detik dan hari ini di bulan mu yang penuh warna ini aku tetap setia dengan menulis tentang persahabatan. Iya, arti persahabatan yang aku peroleh dari orang-orang di sekitarku. Banyak cerita yang sudah aku baca, banyak tawa juga duka yang sudah aku goreskan dalam hidup, dan banyak pertemuan juga perpisahan yang ku lewati, serta banyak kepentingan-kepentingan yang mendasari setiap langkah kaki dan semua itu tak lepas dari orang-orang yang hadir dalam hidupku. Beberapa melangkah begitu saja dan pergi tanpa meninggalkan bekas tapak langkah perjalanannya, namun ada juga yang bertahan mendampingi langkah perjalananku, bahkan ada yang setia berjalanan di sampingku bersama meninggalkan jejak-jejak langkah kaki bukti kisah hidup yang telah terlewati.
Untuk mereka yang setia
berjalan di sampingku, menemani setiap langkah kaki entah kemana ingin
melangkah, ingin sekali aku berucap syukur karena dipertemukan dengan kalian,
teman dan sahabat di perjalananku. Ku yakin kita mampu bertahan untuk selalu
mendampingi dalam setiap perjalanan yang selalu menemukan jalan berkelok serta
tebing yang terjal bukan karena satu hal yang biasa. Kita mampu tetap bersama
walau arus waktu terus mencoba menghanyutkan kita untuk saling melupakan namun
kita bisa bertahan, berpegangan pada satu komitmen yang kita bangun dengan
proses yang tidak mudah. Hmm... lucu memang bila menceritakan hal-hal yang
sudah kita lewati bersama hingga kita mampu tetap melangkah bersama menghadapi
dunia, melawan derasnya godaan oleh sang waktu.
Waktu itu, kita dipertemukan oleh dasar kepentingan yang sama, kita tumbuh dan melewati hari demi hari berdasarkan adanya kepentingan yang harus kita selesaikan. Singkat, memang singkat bila berbicara tentang waktu yang kita habiskan untuk menyelesaikan kepentingan kita tersebut. Namun yang menarik dari singkatnya waktu yang ada, kita mampu memahami satu sama lain, berbagi dan mengukir cerita bersama, tertawa lepas, bahagia dalam euphoria persahabatan yang terlahir oleh alunan sang waktu.
Dan di kala kepentingan
yang ada sudah terselesaikan, lantaskah kita saling menjauh meinggalkan
euphoria persahabatan yang tadi ada? Bila memang iya, dosakah bila aku berharap
akan adanya kepentingan yang sama untuk yang kedua kalinya supaya kita tetap
bisa menjalani hari dalam euphoria persahabatan? Egois memang, namun kabar
baiknya tak semua melangkah pergi setelah kepentingan yang ada telah
terselesaikan. Mereka yang bertahan untuk selalu ada dihidupmu walau dengan
kepentingan yang berbeda, mereka yang tak lagi punya kepentingan yang sama
dalam kehidupan yang juga berbeda namun tetap sibuk menjaga hubungan dengan
dirimu, merekalah sahabatmu. Karena persahabatan yang sesungguhnya terlahir
bukan karena persamaan kepentingan namun karena adanya kepedulian walau kadang diacuhkan.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar