A.
Pengertian
Implantasi/Nidasi
Nidasi/implantasi merupakan peristiwa
masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium. Blastula
dilindungi oleh simpai yang disebut trofoblas, yang mampu menghancurkan dan
mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan
endometrium dalam keadaan sekresi. Jaringan endometrium ini banyak mengandung
sel-sel desidua.
Setelah terjadi fertilisasi, zigot
mamalia yang terbentuk segera mengalami proses pembelahan di dalam oviduk.
Selanjutnya blastula yang terdiri dari inner cell mass dan trophoblast akan
mengalir ke dalam uterus. Pada manusia, perjalanan zigot yang berkembang di
dalam oviduk adalah sekitar 5 hari. Setelah memasuki uterus, mula-mula
blastosis terapung-apung di dalam lumen uterus. Selanjutnya, 6-7 hari setelah
fertilisasi embrio mengadakan pertautan dengan dinding uterus untuk dapat
berkembang ke tahap selanjutnya.
 |
Blastula |
B.
Proses
Terjadinya Implantasi/Nidasi
Menurut Boron, Walter, and Emile
(2004) implantasi dimulai ketika blastokista datang dan melakukan kontak dengan
dinding rahim. Untuk dapat melakukan implantasi, blastokista pertama perlu
untuk menyingkirkan zona pelusidanya. Proses ini bisa disebut "menetas".
Faktor litik dalam rongga rahim, serta faktor-faktor dari blastokista itu
sendiri sangat penting untuk proses ini. Mekanisme di kedua ditunjukkan dengan
bahwa zona pelusida tetap utuh jika telur tidak dibuahi ditempatkan di dalam
rahim dalam kondisi yang sama. Sebuah substansi mungkin terlibat adalah
plasmin. Plasminogen, prekursor plasmin, ditemukan dalam rongga rahim, dan
faktor blastokista berkontribusi terhadap konversi menjadi plasmin aktif.
Hipotesis ini didukung oleh efek litik in vitro oleh plasmin. Selain itu,
inhibitor plasmin juga menghambat seluruh zona menetas dalam percobaan tikus.
 |
Proses Implantasi |
C.
Tipe-tipe
Nidasi/Implantasi
Berdasarkan proses perlekatan
antara trophoblast dan sel epitel endometrium induk, tipe-tipe nidasi/implantasi adalah sebagai berikut :
1.
Implantasi Invasif
Pada hewan dengan implantasi invasive, dinding rahim di
daerah tempat terjadinya implantasi akan mengalami peningkatan vaskularisasi
dan perubahan komposisi matriks interseluler, perubahan morfologi sel-sel
stromanya serta peningkatan pertumbuhan kapiler-kapiler pembuluh darah. Reaksi
ini dikenal sebagai reaksi desidualisasi primer.Dalam 2-3 hari
proses desidualisasi semakin meluas (reaksi desidualisasi sekunder) untuk
mempersiapkan endometrium sebagai bagian dari plasenta.
Beberapa jam setelah terjadi periekatan, permukaan epitel endometrium pada
daerah periekatan mengalami erosi. Penjuluran trofoblas menyelinap diantara
sel-sel epitel dan kemudian mencernanya. Beberapa scl-sel trofoblas menyatu
membentuk hubungan (syncytiotrophoblast), sedangkan yang lain tetap
mempertahankan keutuhan selnya (sytotrophoblast). Sel-sel sitotrofoblas
bertindak sebagai sebagai sumber proliferasi sel-sel trofoblas, sebaliknya
sel-sel sinsisiotrofoblas tidak dapat berproliferasi telapi ia hanya dihasilkan
dari sel-sel sitotrofoblas yang menyatu. Jaringan kelenjar uterus dan jaringan
desidua disekitar trofoblas embrio yang sedang implan mengalami kerusakan.
Kerusakan ini menyebabkan dikeluarkannya bahan-bahan metabolit (Iemak,
karbohidrat, asam nukleat dan protein) yang bertindak sebagai sumber nutrisi
bagi embrio yang sedang implan tersebut.
Contoh : Pada manusia, anjing, kucing,
mamalia,rodentia
 |
Implantasi
invasive (Jaringan uterus dan jaringan sekitar trophoblast
embrio mengalami kerusakan dan mengeluarkan zat metabolit sebagai sumber
nutrisi. |
2.
Implantasi Non-Invasif
Pada hewan dengan
implantasi non invasive, nutrisi selama proses implantasi disediakan oleh
sekresi kelenjar uterus (susu uterus). Dengan perlekatan yang terjadi lebih
lambat dan pertambahan ukuran blastosis
(dalam hal ini trofoblasnya) yang relatif besar memungkinkan peningkatan
luas permukaan untuk pertukaran metabolit dengan susu uterus terjadi. Luasnya
permukaan trofoblas ini juga memungkinkan perlekatan yang lebih ekstensif
dengan permukaan uterus selama proses implantasi.
Contoh : pada
Babi, Kuda, Ruminansia
 |
Implantasi non-invasive (Perlekatan
lebih ekstensif dengan permukaan uterus selama proses implantasi. |
Berdasarkan kedalaman proses implantasi bisa kita bedakan
atas tiga yaitu :
1.
Implantasi interstitial/profundal
Implantasi profundal terjadi pada hewan-hewan dengan proses implantasi
secara invasive.
Implantasi interstisial terjadi pada manusia, sipanse dan marmut dimana invasi
embrio merusak jaringan stroma uterus sedemikian dalam kemudian embrio masuk kedalam stroma dan permukaan uterus akan menutup daerah bekas
masuknya embrio.
 |
Implantasi Interstitial/Profundal |
2.
Implantasi eksentrik
Implantasi eksentrik terjadi pada
hewan-hewan dengan proses implantasi secara invasive. Pada implantasi eksentrik seperti pada
monyet resus, anjing, kucing dan tikus, kerusakan stroma terjadi hanya sebagian
dan embrio yang berkembang masih berhubungan dengan lumen uterus.
 |
Implantasi Ekstrinsik |
3.
Implantasi superfisialisentral
Implantasi
superfisial terjadi pada hewan-hewan dengan proses implantasi secara non invasive. Pada implantasi
superfisial seperti pada kuda, babi,sapi, domba dan kambing, perlekatan hanya
terjadi pada permukaan uterus dan relatif tidak terjadi.
 |
Implantasi Superficial |
Sumber:
Aboubakr M. Elnashar, Gamal I. Aboul-Enein. 2004. Endometrial receptivity. Middle East Fertility Society
Journal, Vol. 9, No. 1, pp. 10-24.
Lausanne
and Bern, 2011. Human Embryology. Online course in embryology for
medicine students developed by the universities of Fribourg, (Switzerland) with
the support of the Swiss Virtual Campus.
Wilcox AJ, Baird DD, Weinberg CR (1999). Time of
implantation of the Conceptus and loss of pregnancy. New England Journal
of Medicine 340 (23):
1796–1799.
Xiao, Y.; Sun, X.; Yang, X.; Zhang, J.; Xue, Q.; Cai,
B.; Zhou, Y. (2010). Leukemia inhibitory factor is dysregulated in the
endometrium and uterine flushing fluid of patients with adenomyosis during
implantation window. Fertility and Sterility 94 (1): 85–89.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar