Fokus pada satu tujuan dan percayalah pada dirimu bahwa kamu mampu meraihnya. You will when you believe.

Sabtu, 10 Mei 2014

Belajar dari Orang Tua

Sumber Gambar: http://isnannisa.blogspot.com/2011/03/another-glimpse.html
Tarso Towi dan Paniyem, dua nama yang sudah banyak dikenal penduduk asli Desa Kismoyoso. Mereka adalah sepasang suami isteri yang telah menghabiskan waktu bersama, merangkai cerita bersama untuk anak cucu bahkan cicit meraka, serta telah menjalani suka dan duka kehidupan semenjak Paniyem berusia 15 tahun. Jaman dahulu banyak orang yang menikah di usia belasan dan itu bukan merupakan hal yang tabu. Kisah ini di mulai jauh-jauh hari ketika penjajahan masih mendunia dan rakyat Indonesia selama 3,5 abad serta 3,5 tahun harus  hidup dalam kesengsaraan.

Paniyem, seorang gadis yang hidup pada masa penjajahan dan sekarang berusia 81 tahun merupakan sosok gadis yang memiliki kisah hidup yang sangat menginspirasi bagi anak, cucu, dan cicitnya. Karena tuntutan hidup zaman dulu, ketika beliau berusia 7 tahun sudah harus mampu menghidupi dirinya sendiri.
               “Umurku waktu itu 7 tahun dan aku sudah harus membantu para petani memanen padi dan memikul padi hingga jarak beberapa kilometer jauhnya.” ucapnya sambil mengunyah daun sirih yang membuat merah gigi serta bibirnya.


Sebenarnya Paniyem tidak perlu mempersulit hidupnya dengan membantu para petani karena beliau berasal dari keluarga yang terhitung mampu. Namun beliau sudah berfikir bahwa jika beliau tidak memulai bekerja dari kecil lantas kapan beliau akan bisa belajar memahami hidup?

                Menginjak usia 15 tahun beliau menikah dengan Tarso Towi. Dari pernikahan itu tidak banyak membuat perubahan pada kehidupan Paniyem, beliau tetap bekerja. Karena Tarso Towi sang suami adalah seorang petani, maka Paniyem membantu suaminya di sawah, menanam dan memanen padi menjadi kesehariannya.

                “Aku adalah orang yang tidak bisa diam, jadi walaupun suamiku melarangku untuk bekerja, aku selalu ngeyel buat kerja.” Kata beliau.

Selama 40 tahun Tarso Towi dan Paniyem berkeluarga dan telah mendapat 5 anak, dan cucu sebanyak 10 orang. Sekarang Paniyem berusia 81 tahun dan beliau masih saja disibukan dengan pekerjaannya sebagai pedagang. Ya, karena sudah tidak sanggup pergi ke sawah maka beliau memutuskan untuk berdagang di pasar. Setiap hari wanita berusia 81 tahun ini menempuh jarak 2 Kilometer sambil menggendong barang jualan di bahunya. Dengan bermodalkan sehelai jarik dan wadah dagangannya beliau setiap jam 5 pagi berangkat ke pasar. Sedangkan suaminya masih sibuk ke sawah, padahal usia beliau sudah 85 tahun.

Semangat juang Paniyem dan Tarso Towi mungkin sudah jarang terlihat di anak muda sekarang. Sekarang banyak anak muda yang bersantai-santai menghadi kehidupan, bahkan ada anak muda yang hidup tanpa mimpi. Seandainya mereka merasakan kehidupan jaman dulu, tentunya mereka akan lebih menghargai hidup dan kehidupan mereka. Semoga cerita singkat ini menjadikan pemuda bangkit, karena banyak pemuda yang kalah saing dengan para orang tua. Seharusnya sebagai generasi penerus bangsa para pemuda memiliki semangat juang yang lebih sehingga dapat memajukan bangsa dan membanggakan generasi tua.


Tidak ada komentar :

Posting Komentar