A.
PENDAHULUAN
Islam
sebagai agama yang syamil telah memberikan perangkat-perangkat kehidupan bagi
manusia dalam segala aspeknya. Diantaranya, Islam sangat menaruh perhatian
terhadappendidikan. Berbeda dengan model pendidikan barat yang berdasarkan
materialistis sekurelistik yang menafikan nilai-nilai ruhiyah dan ilahiyah
sehingga melahirkan kepribadian yang tidak utuh bagi manusia.
Islam
memberikan model pendidikan yang integralistik (terpadu). Untuk mendapatkan
tashawur (pandangan) pendidikan Islam yang komprehensif namun dalam pembahasan
yang singkat. Pendidikan Islam yang dimaksut yaitu konsep pendidikan yang
bersumber dari Al-Qur’an, Al-Hadist, dan pendapat ulama pendidikan.
Pendidikan
di Islam sendiri mengajarkan suatu hal tentang kehidupan kelak di akhirat dan
kehidupan sekarang. Keduanya berimbang satu sama lain, tidak saling berat
sebelah. Pada jaman yang modern sekarang ini banyak generasi muda yang lupa
akan pendidikan khususnya pendidikan dalam Islam. Generasi muda muslim sekarang
enggan untuk mengenyam pendidikan Islam dikarenakan sudah terpengaruh dan tidak
mempunyai identitas lagi mengenai agamanya sendiri. Mereka malah bangga
terhadap pendidikan yang kurang berguna bagi didunia akhirat kelak. Maka dari
itu penulis akan memberikan sebuah gambaran tentang seberapa pentingkah
mengenyam pendidikan seumur hidup di Islam.
B.
PEMBAHASAN
Pendidikan
dalam Islam itu sudah dimulai dari kandungan sampai liang lahat, atau bisa
disebut dengan pendidikan sepanjang hayat ( long life education ). Pendidikan
itu tidak harus selalu dilakukan ditempat yang formal. Pembelajaran tingkah
laku di lingkungan sekitar dan keluarga pun disebut dengan pendidikan. Agama
Islam menyebutkan pula bahwa pendidikan itu harus didasarkan pada agama.
Pendidikan itu tidak hanya menuntut pengetahuan saja tetapi perlu adanya
keseimbagan antara akhlak. Lingkungan sekolah berpengaruh juga dalam proses
pendidikan. Lalu masyarakat, karena lingkungan yang kurang baik akan cepat
mempengaruhi dalam jalannya poses pendidikan ini. Apalagi tentang pergaulan
sekarang ini. Jika kita tidak dapat memilah dan memilih mana yang baik untuk kita
mungkin kita akan terjerumus kedalam hal-hal yang kurang baik pula.
Karena dalam
kenyataan ini orang itu jika kurang kuat imannya secara tidak langsung akan
mudah terpengaruh. Al Quran sudah memberi petunjuk agar kita itu tidak
ketinggalan/bodoh terhadap ilmu. Pepatah mengatakan “Tuntutlah ilmu
sampai ke negeri cina”. Tapi jangan lupa hal ini harus diseimbangkan dengan
akhlak. Pendidikan itu suatu proses memanusiakan manusia. Ilmu adalah bagian
dari pendidikan. Menurut pandangan Islam bahwa proses pendidikan itu perlu
diimbangi dengan penanaman akhlak. Jadi pendidikan dalam pandangan Islam perlu
didukung. Dengan hal ini Islam tidak ingin umatnya awam dengan pendidikan. Pendidikan
dapat dilaksanakan di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat. Dalam proses
pendidikan terjadi suatu interaksi yang saling berkaitan yaitu anak didik,
pendidik, dan tujuan dari pendidikan itu.
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang
tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan,
pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk
mengajar kebudayaan melewati generasi.
Islam
sebagai agama yang ajaran-ajarannya bersumber pada al- Qur’an dan al Hadist
sejak awal telah menancapkan revolusi di bidang pendidikan dan pengajaran.
Langkah yang ditempuh al Qur’an ini ternyata amat strategis dalam upaya
mengangkat martabat kehidupan manusia. Kini di akui dengan jelas bahwa
pendidikan merupakan jembatan yang menyeberangkan orang dari keterbelakangan
menuju kemajuan, dan dari kehinaan menuju kemuliaan, serta dari ketertindasan
menjadi merdeka, dan seterusnya. Dasar pelaksanaan Pendidikan Islam terutama
adalah al Qur’an dan al Hadist Firman Allah:
“Dan
demikian kami wahyukan kepadamu wahyu (al Qur’an) dengan perintah kami.
Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan al
Qur’an itu cahaya yang kami kehendaki diantara hamba-hamba kami. Dan
sesungguhnya kamu benar-benarbenar memberi petunjuk kepada jalan yang benar.” (
QS. Asy-Syura : 52 )
Dan
Hadis dari Nabi SAW:
“Sesungguhnya
orang mu’min yang paling dicintai oleh Allah ialah orang yang senantiasa tegak
taat kepada-Nya dan memberikan nasihat kepada hamba-Nya, sempurna akal
pikirannya, serta mengamalkan ajaran-Nya selama hayatnya, maka beruntung dan
memperoleh kemenangan ia.” (al Ghazali, Ihya Ulumuddin hal. 90)
Menurut
R.S. Peters dalam bukunya The Philosophy of Education menegaskan bahwa
pada hakekatnya pendidikan tidak mengenal akhir, karena kualitas kehidupan
manusia terus meningkat. Apabila kita memperhatikan isi Al-Quran dan Al-Hadist,
maka terdapatlah beberapa suruhan yang mewajibkan bagi setiap muslim baik
laki-laki maupun perempuan untuk menuntut ilmu agar mereka tergolong menjadi
umat yang cerdas, jauh dari kabut kejahilan dan kebodohan. Perintah kewajiban
menuntut ilmu terdapat dalam hadist Nabi Muhammad SAW:
“Menuntut
ilmu adalah fardhu bagi tiap-tiap muslim, baik laki-laki maupun
perempuan.” (HR. Ibn Abdulbari)
perempuan.” (HR. Ibn Abdulbari)
Dari
hadist ini kita memperoleh pengertian, bahwa Islam mewajibkan pemeluknya agar
menjadi orang yang berilmu, berpengetahuan, mengetahui segala permasalahan dan
jalan kemanfaatan; menyelami hakikat alam, dapat meninjau dan menganalisa
segala pengalaman yang didapati oleh umat yang lalu, baik yang berhubungan
dangan ‘aqaid dan ibadat, baik yang berhubungan dengan soal-soal keduniaan dan
segala kebutuhan hidup.
Nabi
Muhammad SAW bersabda:
“Barang
siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia
memiliki ilmunya dan barang siapa yang ingin (selamat dan berbahagia) diakhirat
wajiblah ia mengetahui ilmunya pula dan barang siapa yang meginginkan
kedua-duanya wajiblah ia memiliki ilmu kedua duanya pula.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Menurut
Al-Qur’an, semua pengetahuan datang dari Allah SWT. Konferensi Internasional
tentang Pendidikan Islam tahun 1980 membuat rekomendasi sebagai berikut:
“Semua
pengetahuan datang dari Allah. Sebagian diwahyukan kepada orang yang
dipilihnya, sebagian lain deperoleh manusia dengan menggunakan indera, akal,
dan hatinya. Pengetahuan diwahyukan mempunyai kebenaran absolute sedangkan
pengetahuan yang diperoleh, kebenarannya tidak mutlak.” (King Abdul Aziz
University). Dalam kenyataan sejarah, kedua macam pengetahuan ini selalu
dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan islam. Ibn Khaldun menyebutkan dengan
istilah “pengetahuan naqliyah” (diwahyukan) dan “pengetahuan aqliyah”
(dipikirkan).
Dilihat
dari segi ibadah, menuntut ilmu itu sangat tinggi nilai dan pahalanya,
sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
“Sungguh
sekiranya engkau melangkahkan kakinya di waktu pagi (maupun petang), kemudian
mempelajari satu ayat dari Kitab Allah (Al-Quran), maka pahalanya lebih baik
daripada ibadat satu tahun.”
Menuntut
ilmu sendiri sangat tinggi nilainya dilihat dari segi
ibadah dikarenakan amal ibadah yang tidak dilandasi dengan ilmu yang
berhubungan dengan itu, akan sia-sialah amalnya. Menurut Syaikh Ibnu Ruslan:
ibadah dikarenakan amal ibadah yang tidak dilandasi dengan ilmu yang
berhubungan dengan itu, akan sia-sialah amalnya. Menurut Syaikh Ibnu Ruslan:
“Siapa
saja yang beramal (melaksanakan amal ibadat) tanpa ilmu, maka segala amalnya
akan ditolak, yakni tidak diterima.”
Nabi
diutus ke dunia ini pun dengan tugas mengajar, sebagaimana sabdanya:
“Aku
diutus ini, untuk menjadi pengajar.”(HR. Baihaqi)
Mengingat
pentingnya penyebaran ilmu pengetahuan kepada manusia / masyarakat agar mereka
tidak dalam kebodohan dan kegelapan, maka diperlukan kesadaran bagi para
mualim, guru dan ulama, untuk beringan tangan menuntun mereka menuju kebahagian
dunia dan akhirat. Bagi para guru dan ulama yang suka menyembunyikan ilmunya,
mendapat ancaman, sebagaimana sabda Nabi:
”Barang
siapa ditanya tentang sesuatu ilmu, kemudian menyembunyikan (tidak mau
memberikan jawabannya), maka Allah akan mengekangkan (mulutnya), kelak dihari
kiamat dengan kekangan ( kendali) dari api neraka.”(HR Ahmad)
Berbicara
tentang sistem pendidikan Islam tidak lepas dari sistem pendidikan yang pernah
dipraktekkan oleh Rasulullah saw. Dalam mengemban misi kerasulannya di muka
bumi ini. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 151 yang
artinya:
“Sebagaimana
(Kami Telah menyempurnakan nikmat kami kepadamu) kami Telah mengutus kepadamu
Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan
kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada
kamu apa yang belum kamu ketahui.”
Tidak ada komentar :
Posting Komentar